Rabu, 22 Februari 2012

NUSANTARA : Indonesia Negara Maritim, Bukan Negara Agraris.



Indonesia bukanlah negara agraris. Luas wilayah laut Negara Kesatuan Republik Indonesia jelas-jelas sudah membuktikan bahwa negara ini bukanlah negara agraris, total luas wilayah darat: 1.922.570 km² dan lautan: 3.257.483 km²  tapi mengapa kebanyakan masyarakat cenderung menganggap Indonesia merupakan negara agraris??

Ada berbagai macam faktor yang menyebabkan perubahan pola pikir masyarakat Indonesia salah satunya adalah kolonial belanda yang telah menjajah lebih dari tiga abad lamanya. Pemerintahan belanda sedemikian rupa mengatur serta "mendoktrin" masyarakat Indonesia pada saat itu untuk bercocok tanam. doktrinisasi semacam ini yang telah menjadikan perubahan pola pikir masyarakat Indonesia pada saat itu. Hal ini dilakukan Pemerintahan Kolonialisme Belanda untuk membuat rakyat Indonesia khususnya Masyarakat Indonesia untuk sulit bangkit. Pola Pikir yang diubah oleh pemerintah kolonialisme Belanda. Mengubah Pola pikir Masyarakat Bahari seperti sikap tegas, terbuka, kosmopolit, menembus kedangkalan -serta kekerdilan berfikir menjadi pola pikir Masyarakat Agraris yang cenderung berwawasan sempit, munafik, serta terbentuknya watak kerdil. (novel Pramoedya Ananta Toer yang berjudul "Arus Balik"

Kejayaan Majapahit dengan kegagahan armada kapalnya dalam mengarungi samudera untuk mempersatukan Nusantara, termaktub dalam janji suci "Sumpah Palapa" Gajah Mada, namun cita-cita suci tersebut kian hari kian terhempas ke dalam kubangan yang memalukan. Hal ini dicerminkan dengan kebijakan yang selama ini hanya bertumpu pada pemanfaatan sumberdaya daratan (continental orientation) dan memarginalkan sumberdaya lautan (maritime orientation). Akibatnya, sektor kelautan dan perikanan menjadi sektor pinggiran (perypheral), di mana wilayah pesisir hanya menjadi kantung-kantung kemiskinan masyarakat nelayan, seperti terkukuhkannya masyarakat nelayan sebagai masyarakat yang paling miskin dari yang termiskin (poorest of the poor.

Padahal semestinya fenomena kemiskinan di masyarakat pesisir ini tidak terjadi, mengingat mereka hidup di tengah-tengah kekayaan sumberdaya alam yang sangat melimpah. Lebih daripada itu, lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia pada tanggal 17 Desember 2002 telah menorehkan luka yang amat dalam di seluruh jiwa masyarakat Indonesia dan ini membuktikan bahwa rapuhnya visi kebaharian dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, sudah saatnya Indonesia mengubah visi pemerintah dari continental orientation menjadi maritime orientation, sehingga arus balik peradaban kejayaan kerajaan-kerajaan pesisir di masa lalu dapat kembali diraih.

 

Sebagai generasi muda penerus peradaban bangsa. mari kita kembalikan kejayaan Maritim Negara kita Indonesia Tercinta.. Semoga Allah menjaga bangsa ini serta menjadikannya bangsa yang Baldatun Thoyyibatun wa rabbun Ghafuur,, Amiin



2 komentar:

  1. setuju banget......... pokoknya kalo aspek dirgantara dan aspek maritim dimaksimalkan.. negara ini maju

    BalasHapus