Sudah
sejak duduk di bangku Sekolah Dasar saya bercita-cita melanjutkan
pendidikan tinggi saya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember(ITS)
Surabaya. Tidak mudah memang untuk masuk di ITS. Pernah tidak
diterima ketika mendaftar PMDK pada saat itu, tidak menyurutkan
keinginanku untuk dapat melanjutkan pendidikan tinggi saya di kampus
perjuangan ini. Usaha serta keyakinan untuk menjadi bagian dari
kampus perjuagan ini tidaklah kecil. Hingga akhirnya saya memutuskan
untuk mengikuti jalur SNMPTN dengan persaingan memperebutkan bangku
kuliah yang luar biasa ketat. Setelah beberapa bulan kemudian,
akhirnya pengumuman penerimaan mahasiswa baru ITS diumumkan dan
Alhamdulillah
ada nama saya disana. Perasaan bahagia bercampur haru menyelimuti
hati saat itu. Kedua orang tua juga sangat bahagia melihatku saat
itu, pelukan dan pujian rasa syukur kepada Tuhan terus terucap. Dan
sejak saat itu saya bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan
yang luar biasa itu untuk melakukan yang terbaik.
Sekarang
sudah hampir dua tahun saya menjadi anggota dari Keluarga Mahasiswa
ITS. Saat ini saya aktif menjadi staff Departemen Sosial Masyarakat
Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan (Himatekla) periode 2011-2012. Ada
beberapa alasan yang membuat saya menjadikan Departemen Sosial
Masyarakat ini sebagai pilihan utama saya saat open
recruitment pengurus baru
Himatekla 2011-2012. Pertama, saya sangat tertarik dengan salah satu
tri dharma pendidikan di Indonesia yaitu pengabdian. Pikiran saya
terbuka saat pertama kali membaca masalah tri dharma pendidikan
terlebih pada kalimat terakhir yaitu pengabdian terhadap masyarakat.
Saya lalu sadar, ternyata tugas mahasiswa bukan hanya belajar,
belajar, dan belajar. Ada hal yang menurut saya sama pentingnya
dengan belajar yaitu pengabdian. Saya bertambah sadar ketika
mengikuti GERIGI (Gerakan Integralistik ITS) pada saat menjadi
mahasiswa baru ITS. Saat itu saya mendapatkan materi tentang peran
fungsi mahasiswa serta wawasan kemahasiswaan. Disana saya mengambil
kesimpulan bahwa pengabdian kepada masyarakat merupakan tindakan yang
paling nyata dari semua pergerakan yang dilakukan mahasiswa. Apalagi
saat ini saya berkuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang
berlabel Negeri (dikelola oleh pemerintah). Uang SPP yang kita
bayarkan tidak akan mencukupi untuk biaya keseluruhan pendidikan yang
kita dapatkan. Dana subsisdi pendidikan yang di gelontorkan oleh
pemerintah pusat melalui APBN hingga saat ini sudah 20 % dari
anggaran belanja Negara. Dana yang luar biasa besar. Ada uang pajak
tukang becak disana, ada uang pajak fakir miskin disana, ada uang
pajak masyarakat disana. Maka dari itu menurut saya pengabdian
masyarakat merupakan tindakan nyata kita untuk paling tidak “berbalas
budi” kepada masyarakat. Alasan yang kedua yaitu nasihat dari orang
tua saya yaitu jadilah orang yang paling bermanfaat bagi banyak
orang. Menurut saya sudah jelas kalimat itu. Ada kata “bermanfaat”
disana yang dapat diartikan membantu dan menolong sesama. Dalam
ajaran agama Islam, Nabi Muhammad pernah bersbda bahwa sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Dalam departemen sosial masyarakat Himatekla ini ada beberapa program kerja yaitu Sekolah Rakyat Himatekla, Gerakan 1000 buku, Himatekla Tanggap Bencana, dan lain sebagainya. Saya bertanggung jawab atas program kerja Himatekla tanggap bencana. Suatu program kerja yang memang saya ingin belajar didalamnya. Berawal dari musibah kebakaran di Keputih pada tanggal 23 Agustus 2011, saat itu merupakan pengalaman pertama kali saya terjun langsung ke lapangan. Kebetulan saat itu merupakan saat liburan semester. Saat itu kami langsung berkoordinasi dengan BEM ITS untuk melakukan pendataan awal dengan sumber daya manusia yang terbatas. Tidak hanya melakukan pendataan awal korban kebakaran saja, saat itu kami juga berusaha melakukan penggalangan dana untuk memenuhi kebutuhan pengungsi yang sebagian besar berprofesi sebagai pemulung barang bekas serta melakukan distribusi bantuan kepada para pengungsi korban kebakaran saat itu. Kami berada di pos bantuan kebakaran keputih hingga sebagian besar korban tersebut dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing karena kebanyakan mereka adalah pendatang.
Pengalaman
selanjutnya yaitu saat terjadi kebakaran di mulyosari. Kebanyakan
korban kebakaran adalah pendatang dari luar kota Srabaya dan
berprofesi sebagai pemulung. Belajar dari pengalaman Musibah
Kebakaran di Keputih kemarin. Kali ini koordinasi Kementerian Sosial
Masyarakat BEM ITS dengan elemen KM ITS lain lebih baik. Pembagian
kerja yang jelas mempercepat penanganan yang dilakukan untuk korban
kebakaraan saat itu. Saat itu kami bersama teman-teman mendapat
bagian trauma healing bagi
korban kebakaran, khususnya korban kebakaran anak-anak. Suatu
pengalaman yang mungkin tidak akan pernah saya lupakan yaitu saat
kami bercengkrama dengan adik-adik korban kebakaran yang tidak
terlihat sedih. Kami selalu mencoba menghibur adik-adik saat itu
dengan mengadakan layar tancap (nonton film bersama). Terlihat raut
wajah adik-adik yang senang melihat film yang kami putar. Bercanda
seola-olah tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Hal yang membuat saya
belajar untuk selalu optimis saat menghadapi segala macam rintangan.
Masih
banyak adik-adik kita yang tidak seberuntung kita dulu. Mereka
kesulitan dalam belajar, buku-buku bacaan dan buku-buku pelajaran
yang terbatas, serta kurangnya pelajaran moral dan etika berkehidupan
masyarakat. Hal ini yang membuat kami Departemen Sosial Masyarakat
Himatekla ITS berinisiatif membuat program kerja Sekolah Rakyat dan
Gerakan 1000 buku. Ikut bergabung dengan tim Sekolah Rakyat dan
menjadi tentor mengajar adik-adik di Kalisari, Mulyosari merupakan
pengalaman pertama saya menjadi “pengajar”. Menularkan ilmu yang
kita miliki untuk adik-adik di Sekolah Rakyat ini sungguh pengalaman
yang luar biasa. Apalagi antusias adik-adik disana yang cukup besar.
Kami paksa mereka membangunkan mimpi-mimpi mereka yang mungkin
sebelumnya tertidur, kami paksa mereka percaya diri dan yakin bahwa
impian itu pastii bisa diraih. Pelajaran yang sangat luar biasa.
Pengabdian
kepada masyarakat merupakan tindakan nyata yang Insya Allah sampai
saat ini dan seterusnya akan saya perjuangkan. Karena menurut saya,
pengabdian masyarakatlah tindakan yang paling nyata dari segala
pergerakan mahasiswa yang ada sampai saat ini. Semoga pergerakan saya
dapat menghadirkan ITS di lingkungan masyarakat. Saya yakin pasti
masih banyak rakyat diluar sana yang membutuhkan tindakan nyata kita.
Mereka tidak butuh hanya ucapan, yang mereka butuhkan adalah aksi
nyata dari kita sebagai Mahasiswa sang Pengabdi Masyarakat. VIVAT!!
Yap benar sekali dek. Moga tercapai targetannya... VIVAT :D
BalasHapusAmin, Insya Allah mbak, mohon bimbingannya..
BalasHapusdoni sahabatku.. tindakan nyata
BalasHapus:D