Minggu, 04 Maret 2012

Sempu dan Kawan Baru


Perjalan di mulai pada hari Jum'at (10/02/2012). Kira-kira pukul 3 siang kita berangkat dari kota Surabaya menuju kota Malang. Lebih tepatnya di Villa Batu (Omahe Rijal). Seperti biasa, berangkat dengan persiapan kurang dari 2 jam dengan Wahyu (baca:Pono), Faisal, Zen, Hilman, Dayat, Lukman, Arik, dan saya sendiri tentunya mengendarai 4 motor meluncur dengan santai di jalanan Surabaya-Malang. Karena santainya waktu yang seharusnya dapat ditempuh sekitar 2 jam, kita tempuh dalam waktu 3 jam lebih (Nyampek Omahe Rijal jam setengah 7an).

Rencana Awal, Sabtu (11/02/2012) pagi sebelum berangkat ke Pulau Sempu kita kumpul terlebih dahulu di Masjid Al Falah MAN 3 Malang. Kita berangkat bareng dengan rombongan teman-temannya Bli (Bli = Rijal, Rijal = Bli). Setelah cukup lama menanti dan menunggu (opo bedane cobak?Hhahah) serta berkenalan dengan teman-temannya Rijal yang Alhamdulillah ada ceweknya akhirnya kita berangkat sebagian sekitar pukul 10 siang. (dadakne, awan nak Malang karo nak Suroboyo podho ae. podho-podho puanas). Kita membagi pemberangkatan menjadi dua kloter (koyok budhal kaji ae, hhehe), karena ternyata masih ada teman-teman yang dari Bandung yang belum datang (sek nak perjalan numpak sepur). Kloter pertama berangkat jam 10 (koyoke jam 10 lebih) dan saya juga ada di kloter itu. Perjalanan sangatlah bervariasi. Mulai jalan aspal datar berdebu sampai jalan naik turun khas perbukitan. Perjalanan menuju Pantai Sendang Biru (Sak durunge nyebrang nak Sempu iku nak Pantai Sendang Biru sek) membutuhkan fisik, konsentrasi, dan kewaspadaan yang luar biasa karena jalan sempit berbukit dengan jurang yang kadang di sebelah kanan jalan atau di kiri jalan.


Sampai di Pantai Sendang Biru, Malang pada pukul 12.30 beristirahat sebentar sambil menunggu teman-teman kloter 2. Pantai pasir putih dengan semilir angin khas pantai yang sepoi-sepoi Sendang Biru sedikit mengobati kelelahan kami. hingga sekitar setengah jam kemudian, rombongan kloter 2 sampai juga di sendang biru. Setelah berkumpul, kami langsung membagi tugas untuk menyewa perahu, mengurus perizinan penyebrangan ke pulau sempu, dan membeli ikan di TPI Sendang Biru yang rencananya untuk dimasak di Pulau Sempu. Pada saat perizinan, kami diperingatkan untuk selalu berhati-hati karena seminggu sebelum kami ke Sempu

Sekitar pukul 2 siang, setelah segala sesuatunya siap. Akhirnya kami berangkat dengan menggunakan dua buah perahu nelayan (koyok'e). Tidak sampai 15 menit, perahu sudah sampai di pinggiran pantai pintu masuk Pulau Sempu yaitu Teluk Semut (hasil browsing). Tujuan kita adalah Pantai Segara Anakan di Pulau Sempu. Perjalan pun dimulai. tidak lupa briefing dan berdo'a. Cuaca Siang itu berawan.


Pertama kali masuk hutan mangrove, kami langsung disambut dengan jalan berlumpur pekat, Maklum saja karena bulan februari masih terhitung musim penghujan, sehingga lantai hutan penuh dengan lumpur. Perjalanan awal didominasi oleh tanaman mangrove dengan akar napasnya yang mengendus-endus (hhahaha) dengan lantai hutan, karang berlumpur. Perjalanan begitu melelahkan, menguras energi, waktu, dan merusakkan sandal-sandal dan sepatu kami. hingga akhirnya sebagian dari kami memutuskan untuk berjalan tanpa alas kaki (baca:ngebak, nyeker) dan imbasnya adalah telapak kaki kami banyak yang robek atau paling tidak luka (baca:beret, beset). Perjalanan kami saat itu sangatlah menguras waktu hingga malam menyelimuti hutan sehingga kami terpaka merangkak perlahan-lahan dengan hanya menggunakan lampu senter sebagai alat penerangan. Medan yang semakin sulit dengan dinding-dinding tebing karang disebelah kira dan terdapat jurang dibagian yang lain. Meskipun terasa letih dan lelah namun semangat yang diberikan teman-teman saat itu menciptakan energi baru yang luar biasa. dan akhirnya dengan perjuangan dan usaha yang luar biasa keras kita sampai di Pantai Segara Anakan sekitar pukul 8 malam.

Disambut dengan nyanyian teman-teman kelompak lain yang sudah terlebih dahulu sampai disana kami bergabung di pantai pasir putih yang sudah terlihat indah meskipun dengan penerangan yang relatif minim. Saya pribadi langsung sujud syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Sempurna di pasir Pantai Segara Anakan. Sungguh Indah ciptaan Allah yang satu ini. Kami semua langsung membersihkan diri dari lumpur di air laut yang menggenang di Segara Anakan pada malam itu.


Teman-teman yang lain langsung mendirikan tenda dan mempersiapkan makan malam. Maklum karena kami sudah tidak bisa lagi kompromi atas rasa lapar saat itu. Beruntung saat itu ada enam cewek (baca:mbak rila, mbak,alin, mbak dina, mbak marlina, meutia, mbak bandung) baik di rombongan kami yang membuatkan makan malam bagi kami semua. Asal kalian tahu, ini merupakan menu makanan yang paling enak yang pernah kami makan di alam terbuka, sebelumnya di Gunung Panderman dan Gunung Penanggungan kami hanya makan mie instan. itupun harus berbagi dengan monyet-monyet liar. (hhehehe). Setelah makan malam kami sejenak menikmati suasana malam dengan langit penuh bintang yang terkadang tertutup awan merah. dengan hempasan ombak ringan menyapu bibir pantai, tenang, riang, gembira, dan puas dapat merasakan butir-butir pasir pantai yang terhampar.


Minggu (12/02/2012) subuh, kami sudah bangun, sebagian dari kami tak lupa melaksanakan sholat shubuh beralaskan jas hujan yang kami bawa kemarin. suasana damai pagi hari di Pantai Segara Anakan dengan airnya yang surut membuat kami dapat berjalan hingga ke tengah laguna indah ditemani sekumpulan ikan-ikan kecil yang mungkin sedang bermain di pagi itu. ada juga yang bemain bola di pingiran pantai berpasir putih. dan yang lainnya menyiapkan sarapan.

Sarapan jadi, kami makan bersama-sama makanan yang luar biasa enak (pada saat itu lapar) yang dibuat oleh mbak rila, mbak,alin, mbak dina, mbak marlina, dan meutia. Sehabis sarapan kami melanjutkan menikmati pemandangan yang luar biasa indah. Sebagian dari kami yaitu mas baihakki, bli, lukman, jalBe, ahong, ardi, ulul, arik, dan kawan-kawan yang lain bersnorkling ria di laguna Segara Anakan yang luar biasa jernih hingga kurang lebih pukul setengah sebelas kami selesai bermain, beres-beres tenda dan barang-barang yang lainnya dan setengah jam kemudian kami meninggalkan Segara Anakan dengan kesan yang begitu luar biasa dan takjub atas kuasa Allah Yang Maha Pencipta untuk kembali ke Teluk Semut .


Perjalan kembali ke Teluk Semut tidak sesulit waktu berangkat kemarin. Karena lantai hutan yang lumpurnya telah sedikit mengering. hanya butuh sekitar 4 jam, kami akhirnya sampai di tempat penjemputan oleh perahu nelayan untuk dibawa membawa kami ke Pantai Sendang Biru. Sesampainya di Pantai Sendang Biru kami langsung bersiap-siap untuk kembali ke Kota Malang untuk beristirahat. Dan sekitar pukul 8 malam kami akhirnya sampai di Kota Malang.


Perjalanan ke Pulau Sempu kali ini sangatlah luar biasa, banyak sekali yang saya secara pribadi dapatkan mulai dari pelajaran hidup sampai mendapatkan teman-teman baru.
Sempu, Luar Biasa!!










BIAYA
Tiket masuk Sendang Biru      Rp 5.500,00
Tiket masuk Pulau Sempu       Rp 20.000,00
Sewa kapal                               Rp 100.000,00 per 10-12 Orang
Parkir                                        Rp 10.000,00 per Sepeda Motor, per Hari
Estimasi Bahan Bakar              Rp 30.000,00 dari Malang ke Sendang Biru PP


TIPS
Bawa air yang banyak karena di Segara Anakan tidak ada air tawar
Hindari ke tempat ini saat musim hujan, trek jadi sangat licin dan berbahaya.
Kalau mau kemping, jangan pasang tenda terlalu dekat dengan laut, karena malam hari laut pasang
Perhatikan jam masuk ke Pulau Sempu:
o   Bagi yang tidak bermalam: jam: 06.00 s/d 12.00. (diatas jam:12.00 dilarang masuk)
o   Bagi yang akan bermalam: jam: 06.00 s/d 16.00. (diatas jam:16.00 dilarang masuk)

2 komentar:

  1. post yang menarik...
    ditunggu trip berikutnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih,, mohon masukannya (kritik maupun saran)
      Insya Allah,,

      Hapus